I. MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud yang ingin dicapai pada saat melakukan praktikum Prinsip Stratigrafi acara Seismik, yaitu untuk menginterpretasi karakter refleksi dalam mendukung analisa fasies seismic dan sekuen seismic. Tujuan dalam melakukan praktikum analisa seismik ini antara lain : § Dapat menginterpretasi karakter refleksi untuk mendukung analisa fasies seismik, sekuen seismik dan analisa system track. § Dapat melakukan analisa sekuen pengendapan berdasarkan hasil analisa sekuen seismik. § Dapat menginterpretasi model fasies seismik. § Dapat melakukan interpretasi kondisi geologi untuk memahami kondisi paleogeografi dan sejarah geologi. II. TEORI RINGKAS Seismic stratigrafi adalah penafsiran stratigrafi dari data seismic (Vail dan Mitchum,1977). Karakter unik dari rekaman seismic refleksi memungkinkan dilakukannya penerapan langsung konsep geologi berdasarkan kenampakan fisik stratigrafi dari rekaman tersebut. Refleksi primer gelombang seismic terjadi akibat perbedaan impedansi akustik (kecepatan gelombang x densitas) permukaan batuan yang umumnya berupa permukaan lapisan dan atau bidang ketidakselarasan. Oleh karenanya, pola rekaman seismic refleksi mencerminkan pola perlapisan batuan yang terlatak diatas suatu lapisan atau bidang keselarasan berumur lebih muda daripada yang terletak dibawahnya, maka penampang seismic refleksi merupakan rekaman kronostratigrafi (time – stratigtafi) dari pola struktur dan pengendapan, dan bukan merupakan rekaman litostratigrafi (rock – stratigrafi). Dalam melakukan suatu interpretasi seismic prosedur yang umum dilakukan adalah : o Pemahaman geologi daerah penelitian, terutama masalah evolusi cekungan dan proses sedimentasi terkait o Pemahaman mengenai karakter data seismic yang digunakan misalnya polaritas, fase, resolusi, bising dan lainnya o Karakterisasi horizon target, baik segi geologi (jenis litologi, tebal, pelamparan lateral/vertical) maupun geofisika (kecepatan, densitas, perilaku kurva gammaray/SP dan lain – lain) o Pengikatan data seismic dan data bor (well seismic tie), serta bila mungkin dengan data singkapan o Identifikasi horizon target pada rekaman seismic dengan menggunakan konsep stratigrafi sekuen dan seismic stratigrafi o Pemetaan horizon target pada rekaman seismic dengan menggunakan konsep stratigrafi sekuen dan seismic stratigrafi o Pembuatan peta kontur waktu atau kedalaman serta analisa kwalitas interpretasi bila memungkinkan o Analisa lingkungan pengendapan, fasies dan system track berdasarkan data seismic o Analisa atribut dan pemodelan data seismic bila diperlukan o Sintesa sejarah geologi Ø KONSEP DASAR SEISMIK REFLEKSI § Terjadinya Gelombang Refleksi Terjadinya gelombang refleksi diakibatkan oleh adanya pulsa seismic yang merambat sebagai gelombang elastis yang mentransfer energi menjadi pergerakan partikel batuan. Kecepatan gelombang dalam batuan umumnya mencapai ribuan feet permeter. Salah satu sifat akustik khas pada batuan adalah Impedansi Akustik (AI) yang merupakan hasil perkalian antara densitas (p) dan kecepatan (V). Refleksi gelombang seismic akan timbul setiap terjadi perubahan harga AI. Salah satu masalah dalam metoda seismic refleksi adalah adanya efek interferensi respon seismic dari perubahan AI yang sangat rapat. Interferensi ini bisa bersifat positif atau negatif yang dipengaruhi oleh bentuk pulsa seismic yang digunakan. Harga kontras AI dapat diperkirakan dari amplitude refleksinya, semakin besar amplitudonya semakin besar refleksi dan kontras AI-nya. Resolusi didefinisikan sebagai jarak minimum antara dua obyek yang dapat dipisahkan oleh gelombang seismic dan berhubungan erat dengan fenomena interferensi. Suatu contoh jika saat TWT (two way time) dari suatu perlapisan batuan (batugamping) mencapai setengah panjang gelombang atau saat tebal waktu batugamping sama dengan seperempat panjang gelombang, maka akan terjadi interferensi konstruktif maksimum dan ketebalan ini dikenal sebagai tuning thickness. Ketebalan minimum batuan untuk dapat memberikan refleksi sendiri bervariasi dari 1/8 – 1/30 panjang gelombang. Pada situasi dimana diperlukan perkiraan tebal lapisan yang lebih tipis dari ¼ panjang gelombang, maka dapat digunakan teknik pemodelan, karena secara teoritis tebal tersebut dapat diperkirakan dari variasi amplitude refleksi. Dengan bertambahnya kedalaman, dimana kecepatan bertambah tinggi dan frekuensi bertambah kecil, maka tuning thickness juga akan semakin bertambah. Hubungan kecepatan dan frekuensi dalam resolusi vertical adalah : ^ = v/f f = 1/T Resolusi horizontal akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman, bertambahnya kecepatan dan berkurangnya frekuensi reflaksi tersebut berasal dari daerah dimana terjadi interaksi antara muka gelombang dan bidang reflector, daerah tersebut dikenal dengan zona fresnal. Kecepatan akan meningkat dengan bertambahnya kedalaman karena efek kompaksi dan diagenesa, sedangkan frekuensi akan berkurang akibat efek atenuasi dan panjang gelombang semakin besar. Oleh karena itu dengan bertambahnya kedalaman, resolusi vertical dan resolusi horizontal akan berkurang sedangkan efek interferensi akan semakin besar akibat meningkatnya panjang pulsa sehubungan dengan berkurangnya frekuensi. Pada batuan klastik, porositas tergantung pada tekanan diferensial yaitu perbedaan antara tekanan overburdeni dan tekanan interstitial. Porositas menurun dengan peningkatan tekanan diferensial dalam proses yang irreversible, oleh karena itu porositas batuan klastik umumnya tergantung pada tekanan diferensial maksimum yang pernah terjadi. Nilai porositas tinggi umumnya berkaitan dengan kecepatan rendah dan sebaliknya. Porositas batuan klastik umumnya berkurang terhadap kedalaman pemendaman akibat kompaksi, berkurangnya pemilahan dan meningkatnya sementasi. Kehadiran hidrokarbon yang mempunyai densitas dan kecepatan lebih rendah daripada air akan mengakibatkan turunnya AI batuan reservoir. Bagaimana jenis fluida yang mempengaruhi karakter seismic akan tergantung pada impedansi akustik relatif dari reservoir dan litologi disekitar reservoir. III. ALAT DAN BAHAN Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Alat tulis menulis 2. Pensil warna 3. Penggaris 4. Sap praktikum 5. Kertas kuarto 6. Lem kertas 7. Problem set PEMBAHASAN § Untuk Problem Set I : Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 1, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa subpararel. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa Erosional truncation merupakan terminal lateral suatu lapisan akibat terpotong dari batas pengendapan aslinya. Dan Onlep merupakan baselap dimana lapisan awalnya horizontal laps-out pada permukaan yang mulanya miring. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara lateral suatu lapisan akibat terpotong dari batas pengendapan dan lapisan bawahnya vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi.. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 2, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa pararel. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah turunnya kondisi muka laut karena terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan downlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus menurun. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 3, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa pararel. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah turunnya kondisi muka laut karena terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan downlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus menurun. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 4, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa divergen, pararel dan kaotik. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa onlap fill yang menandakan bahwa pada lingkungan pengendapan terdapat sebuah cekungan atau dapat berarti pembentukan struktur yang berupa lipatan sinklin dan pada bagian atasnya mempunyai bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah naiknya kondisi muka laut karena tidak terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan onlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus naik (progradasi). Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 5, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa divergen, pararel dan kaotik. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa onlap fill yang menandakan bahwa pada lingkungan pengendapan terdapat sebuah cekungan atau dapat berarti pembentukan struktur yang berupa lipatan sinklin dan pada bagian atasnya mempunyai bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah naiknya kondisi muka laut karena tidak terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan onlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus naik (progradasi). Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 6, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa divergen dan kaotik. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa onlap fill yang menandakan bahwa pada lingkungan pengendapan terdapat sebuah cekungan atau dapat berarti pembentukan struktur yang berupa lipatan sinklin dan pada bagian atasnya mempunyai bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah naiknya kondisi muka laut karena tidak terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan onlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus naik (progradasi). Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 7, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa pararel. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah turunnya kondisi muka laut karena terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan downlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus menurun. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 8, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa pararel. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah turunnya kondisi muka laut karena terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan downlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus menurun. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 9, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa pararel. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah turunnya kondisi muka laut karena terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan downlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus menurun. Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 10, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa pararel. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah turunnya kondisi muka laut karena terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan downlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus menurun. Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 11, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa divergen dan kaotik. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa onlap fill yang menandakan bahwa pada lingkungan pengendapan terdapat sebuah cekungan atau dapat berarti pembentukan struktur yang berupa lipatan sinklin dan pada bagian atasnya mempunyai bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah naiknya kondisi muka laut karena tidak terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan onlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus naik (progradasi). Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 12, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa divergen dan kaotik. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa onlap fill yang menandakan bahwa pada lingkungan pengendapan terdapat sebuah cekungan atau dapat berarti pembentukan struktur yang berupa lipatan sinklin dan pada bagian atasnya mempunyai bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah naiknya kondisi muka laut karena tidak terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan onlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus naik (progradasi). Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. § Untuk Problem Set II : Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 1, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa divergen, wavy dan kaotik. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet drape dimana menunjukkan model perlapisan yang miring, sehingga dapat diindikasikan bahwa lingkungan pengendapannya memiliki kemiringan yang menandakan bahwa pada lingkungan pengendapan terdapat sebuah cekungan atau dapat berarti pembentukan struktur yang berupa lipatan sinklin dan pada bagian atasnya mempunyai bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah naiknya kondisi muka laut karena tidak terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan onlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus naik (progradasi). Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 2, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa pararel dan sigmoid. Adapun bentuk konfigurasi Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa onlap fill yang menandakan bahwa pada lingkungan pengendapan terdapat sebuah cekungan atau dapat berarti pembentukan struktur yang berupa lipatan sinklin dan pada bagian atasnya mempunyai bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah naiknya kondisi muka laut karena tidak terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan onlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus naik (progradasi). Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 3, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa pararel dan sigmoid serta divergen. Adapun bentuk konfigurasi Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa onlap fill yang menandakan bahwa pada lingkungan pengendapan terdapat sebuah cekungan atau dapat berarti pembentukan struktur yang berupa lipatan sinklin dan pada bagian atasnya mempunyai bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah naiknya kondisi muka laut karena tidak terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan onlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus naik (progradasi). Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 5, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa divergen dan pararel. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet drape dimana menunjukkan model perlapisan yang miring, sehingga dapat diindikasikan bahwa lingkungan pengendapannya memiliki kemiringan yang menandakan bahwa pada lingkungan pengendapan terdapat sebuah cekungan atau dapat berarti pembentukan struktur yang berupa lipatan sinklin dan pada bagian atasnya mempunyai bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah naiknya kondisi muka laut karena tidak terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan onlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus naik (progradasi). Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 6, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa pararel dan sigmoid. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah naiknya kondisi muka laut karena tidak terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan onlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus naik (progradasi). V. PENUTUP Kesimpulan Adapun yang dapat disimpulkan dari praktikum, acara seismic adalah: Analisa sekuen pengendapan dapat dilakukan berdasarkan hasil analisa seismic Dengan melihat kontinuitas pada bagian perlapisan kita dapat mengindikasikan suatu lingkungan pengendapannya Bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies Onlap fill menandakan bahwa pada lingkungan pengendapan terdapat sebuah cekungan atau dapat berarti pembentukan struktur yang berupa lipatan sinklin. Saran ada baiknya pada saat praktikum semua asisten hadir, sehingga praktikan dapat dituntun dengan baik, agar dalam pembuatan laporan tidak mengalami kesulitan lagi.
Berdasarkan sekuen yang terdapat pada line 4, dijumpai adanya bentuk dari konfigurasi internal yang mana berupa divergen, pararel dan kaotik. Adapun bentuk konfigurasi eksternalnya berupa onlap fill yang menandakan bahwa pada lingkungan pengendapannya terdapat sebuah cekungan atau dapat berarti pembentukan struktur yang berupa lipatan sinklin dan pada bagian atasnya mempunyai bentuk konfigurasi eksternalnya berupa sheet yang merupakan model perlapisan yang sejajar sehingga menunjukkan lingkungan yang relatif datar. Kontinuitas pada lapisan bagian atas kontinyu yang dapat menunjukkan adanya proses pengendapan yang seragam sebagai indikasi lingkungan pengendapan yang tenang, berarti material – material yang terendapkan tidak mendapat gangguan. Pada bagian bawah bentuk kontinyuitasnya tidak kontinyu yang mana menunjukkan bahwa lingkungan pengendapannya tidak seragam, berarti material – material yang terendapkan mendapat gangguan. Terdapat lapisan yang tidak menerus dimana lapisan ini menerus pada bagian bawahnya, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada lapisan ini terdapat adanya gangguan struktur. Berdasarkan bentuk refleksi frekuensi yang ditunjukkan secara vertical menandakan adanya perubahan fasies, dimana pada bagian bawahnya memperlihatkan adanya litologi yang berukuran kasar sedangkan pada bagian atasnya terdiri atas litologi yang berukuran halus karena adanya bentuk frekuensi refleksi yang tinggi. Berdasarkan refleksi amplitude sedang sampai tinggi dari sekuen bawah keatas menunjukkan bahwa lapisan yang bawah tersusun atas litologi batu pasir yang ditutupi pada bagian atasnya oleh litologi batulempung. Untuk system track yang diperlihatkan dengan adanya system track High System Track dengan bentuk stacking pattern yang berupa progradasi yang menunjukkan bahwa kecepatan akomodasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kecepatan pengendapannya. Adapun kondisi sea level yang ditunjukkan adalah naiknya kondisi muka laut karena tidak terdapatnya model terminasi erosional truncation, melainkan onlapping yang mana menunjukkan dasar muka air laut adalah batas sedimentasi yang akan terus naik (progradasi).
Senin, 04 Mei 2009
Seismik
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
Posting Komentar